Dakwah Internet

BERDAKWAH MELALUI INTERNET

Oleh : Dr. Zulheldi Hamzah, M.Ag.

Sudah sangat jelas bahwa misi utama diutusnya Muhammad sebagai Rasul adalah untuk membangun peradaban dunia, yang dalam konteks mikronya adalah menyempurnakan akhlak manusia (li utammima makarim al-ahkhlaq). Itulah yang menimbulkan kecintaan dan kekaguman masyarakat dunia kepada sosok Nabi Muhammad, tidak hanya dari kalangan umat Islam, melainkan juga para pemerhati dan tokoh sejarawan masyhur yang berasal dari lintas agama.

Dakwah, yakni dimaknai dengan mengajak manusia agar berbuat kebajikan dan melarang berbuat munkar agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, memainkan peranan signifikan dalam upaya besar ini. Pola sosial masyarakat Madinah yang sangat mempresentasikan masyarakat beradab dan modern di masanya, merupakan hasil nyata dakwah Nabi. Dakwah telah membuahkan keikhlasan ber-Tuhan, penegakan hukum serta format masyarakat madani yang egaliter, berilmu pengetahuan, menghargai pluralitas dan demokratis sehingga menjadikan Madinah sebagai kota berperadaban terdepan dibanding belahan bumi lain ketika itu.

Era Internet

Sejak dulu para aktivitis dakwah telah menggunakan berbagai media untuk menjalankan tugasnya. Banyak yang berhasil menjadikan produk teknologi terkini di setiap zamannya untuk menunjang kegiatan dakwah. Flesibelitas inilah yang membuat dakwah sangat familiar dengan mesin cetak, radio, televisi dan media lainnya. Itulah yang seharusnya dilakukan. Sebab, bagaimana mungkin membangun peradaban dunia jika media dakwah Islam tertinggal jauh dibandingkan dengan media ‘dakwah’ yang merusak keadaban manusia.

Kemajuan teknologi informasi berupa internet sangat patut menjadi perhatian umat Islam saat. Internet telah menjadi sebuah perpustakaan raksasa yang di dalamnya terdapat jutaan artikel, buku, jurnal, kliping berita, foto dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Orang bisa ‘berkunjung’ ke perpustakaan tersebut kapan saja dan dari mana saja. Bagi yang suka berbelanja, internet merupakan sebuah shopping centre terbesar di dunia. Dengan panduan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses yang mudah atas bermacam informasi.

Dengan realitas tersebut, internet sebenarnya memberikan peluang sangat baik kepada pendakwah untuk ber-amar ma’ruf nabi munkar. Sayangnya, karena berbagai sebab, internet belum tergarap secara maksimal sebagai alat dakwah. Para pendakwah dan cendiakiawan Muslim belum maksimal memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan dakwah. Agaknya, sosialisasi internet di kalangan ulama dan pemikir Islam perlu mendapatkan prioritas dalam menggalakkan dakwah Islam.

Sangat Menjanjikan

Jika dicermati lebih jauh, sebenarnya internet merupakan media dakwah masa kini yang sangat menjanjikan. Walau agak terlambat, karena ‘dakwah’ konsumerisme, liberalisme, ateisme, pornografi dan sebagainya telah lama menggunakan internet, dakwah Islam tetap memiliki peluang untuk sukses di ladang ini. Penggunaan website, blog dan lainnya diyakini mampu memberikan nafas baru pada dunia dakwah.

Dakwah Islam di internet menjadi sangat luar biasa, masif dan progresif karena berpotensi ‘didengarkan’ oleh jutaan, bahkan milyaran manusia di seluruh dunia. Sekarang, jutaan orang di berbagai belahan bumi ini sudah saling terhubung melalui media internet. Mereka bisa mengakses materi dakwah kapan dan di mana saja. Kesempatan untuk mencari bahan pembanding seperti membaca buku, mengakses materi lain dan berdialog sambil ‘mendengarkan’ dakwah internet, sangat memungkinkan setiap materi dakwah akan dikunyah lebih sempurna sebelum ditelan atau dibuang.

Keistimewaan lainnya adalah banyaknya audiens dari kalangan non-Muslim. Setiap non-Muslim di dunia ini memiliki kesempatan yang sama, bahkan dibanding seorang Muslim sekalipun, untuk ‘mendengarkan’ dakwah Islam dengan memasuki ‘masjid’ internet. Dakwah lintas agama ini, di samping bisa diefektifkan untuk memperkenalkan Islam, juga dapat menjadi sarana untuk menghilangkan salah paham yang telah bersemi selama ini. Internet juga memungkinkan pendakwah untuk menjelaskan secara langsung ajaran Islam kepada orang yang selama ini banyak menentang dan menyerang Islam.

Kemampuan internet yang interaktif juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk ‘berdiskusi’ secara langsung. Berbagai persoalan rumit akan dapat ‘dibicarakan’ secara berkala dan tuntas, termasuk dengan non-muslim. Orang-orang yang selama ini sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak punya banyak waktu untuk ke masjid atau membaca buku dapat berkomunikasi langsung dengan ulama melalui internet. Begitu juga dengan mereka yang selama ini terisolasi dari gema dakwah Islam konvensional selama ini.

Barangkali itulah yang menjadikan beberapa ulama Islam kaliber dunia seperti Yusuf al-Qaradhawi, Wahbah al-Zuhayli, Muhammad Said Ramadan al-Buty dan lain-lain melirik media ini. Sekalipun berada di belahan bumi yang berbeda, tokoh-tokoh ini tetap berkesempatan memberikan pandangan dan fatwa terhadap berbagai persoalan umat Islam dan dunia.